Jumat, 09 September 2016

SUCA 2 Lebih Dari Sekedar Kompetisi Stand Up Comedy. BOOM!




“Bang, makan di luar lah sama-sama kita.”

Itu adalah salah satu perkataan Ilham Abbay salah satu peserta Stand Up Comedy Academy 2 (SUCA 2) ke gue di asrama pada hari ke-2 karantina SUCA 2.

Bersama dengan temannya yang juga menjadi peserta SUCA 2, Wanda, kita betemu di Masjid dekat Indosiar di waktu Shubuh. Setelah solat Shubuh, gue beli makanan untuk sarapan di sebuah warteg dekat asrama. Eh, enggak lama kemudian mereka juga ikutan beli sarapan. Setelah itu, kita balik ke asrama dan gue ke dalam berniat buat makan di dalam karena belum kenal dengan mereka berdua walaupun dulu pernah ketemu waktu taping Stand Up MetroTV, tapi si Ilham ini tiba-tiba masuk ke dalam dan ngomong ke gue seperti yang gue tulis di awal paragraf.

Akhirnya kita makan bareng di halaman asrama sambil ngobrol-ngobrol mengenai perkembangan Stand Up Comedy di Medan dan Jabotabek. Ya! Itu adalah awal dan sedikit cerita dari sekian banyak cerita serta pengalaman yang gue dapatkan di Stand Up Comedy Academy 2.

Yap! Stand Up Comedy Academy 2.

Jadi, tahun ini Indosiar kembali mengadakan kompetisi Stand Up Comedy Academy yang kini menginjak season ke-2 dengan jumlah peserta atau finalis sebanyak 42 orang. Banyak banget ya, kita udah kaya member JKT48.

Gue merupakan salah satu dari 42 orang finalis tersebut. Finalis SUCA 2 tahun ini banyak berasal dari komunitas-komunitas Stand Up Comedy Indonesia yang tersebar di banyak daerah dari mulai daerah Jabodetabek, Medan, Bandung, Jogjakarta, Malang, Surabaya, Makassar, Palu, Pare-Pare, Buton sampai Wakatobi.

Semua finalis tersebut, ada yang sudah gue kenal secara personal, gak begitu kenal secara personal tapi suka negur kalo ketemu, kenal nama doang dari twitter sampai ada yang belum kenal sama sekali. Semuanya berkumpul di sebuah asrama sejak tanggal 15 Juli 2016. Bisa dibayangkan betapa serunya kan 42 orang yang katanya lucu-lucu berkumpul bahkan tinggal bersama di sebuah tempat? Pagi, siang, sore sampai malam tidak pernah lepas dari tawa. Saling bercanda dan meledek merupakan hal yang biasa ditemui saat itu. Seru banget kan? Iya.. Seru banget.. setidaknya untuk seminggu pertama atau tepatnya sampai babak Welcoming Show SUCA 2 yang merupakan episode perkenalan Finalis, Mentor, Host dan Juri.

Setelah itu? Tegang, bos! Tegangnya itu udah kaya lagi naik motor masuk jalur busway, eh pas mau di ujung liat ada polisi.

Tapi pas dideketin enggak taunya polisinya itu polisi tidur... *DAR*

Tidurnya ngiler... *DAR*

Ngilernya, Ngiler pemain Liverpool. James Ngiler... *DAR* *CLOSING* *JURI STANDING APPLAUSE*


Oke! Balik lagi ke cerita tentang SUCA-SUCAAN...

Setelah babak “Welcoming Show SUCA 2”, di mana kita telah mendapatkan grup masing-masing untuk berkompetisi (SUCA 2 dibagi menjadi 7 grup masing-masing diisi oleh 6 peserta), SUCA langsung melaksanakan babak eliminasi grup sehari setelahnya, dimana hari itu sudah mulai harus ada peserta yang harus dieliminasi dari tiap grup. Gue sendiri bergabung di Grup 2 bersama Sakti Wawan (Malang), Tommy Babap (Tangerang), Ilham Abbay (Medan), Ari Rante (Depok) dan Amal Button (Buton). Perasaan gue setelah mendapatkan grup yang berisikan nama-nama di atas adalah ngeri-ngeri sedap. Hahaha

Babak eliminasi pun dimulai! 

Melihat peserta SUCA (yang notabene kini sudah menjadi teman kita) tereliminasi setiap hari buat gue itu merupakan suatu pemandangan yang cukup menyesakkan.  Setiap hari, satu per satu peserta tereliminasi dan itu artinya dia harus kembali pulang ke daerah asalnya meninggalkan asrama. Meninggalkan kita teman-temannya. Percaya, deh, selalu ada rasa haru yang gue rasakan setiap kali teman-teman yang sudah tereliminasi berpamitan dengan peserta lain yang masih bertahan di kompetisi.
 
“Fight, ya!”

“Semangat, bos!”

“Sampai ketemu di event Stand Up Comedy lainnya, ya.”

Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang sering gue ucapkan ke teman yang sudah tereliminasi atau ketika kita berpelukan sebelum dia masuk ke mobil jemputan Indosiar untuk mengantarkannya ke bandara. Di sini gue bisa merasakan, kalau kita itu ternyata di sini tidak hanya menjadi sekedar teman tapi kita sudah seperti menjadi sebuah keluarga.

Dan gue pun akhirnya merasakan juga diucapkan kata-kata tersebut. Ya! Gue tereliminasi di babak 28 besar. Enggak perlu bercerita atau beralasan kenapa gue bisa tereliminasi (karena enggak penting juga.Hahaha), yang pasti gue terima dan rela tereliminasi saat itu.

Ada satu momen yang gue inget pada saat tereliminasi. Yaitu, ketika gue selesai mengucapkan kata-kata terakhir pas gantung mic, Wawan (teman seperjuangan gue dari Standupindo Bekasi), menangis sesenggukkan padahal gue sendiri santai-santai aja. Hehehe.

Wawan lagi nangis. Mas Egik lagi bengong. Istiqomah.. Minggir lu! Ngalangin!!

Di perjalanan pulang menuju asrama setelah show yang mengakibatka gue tereliminasi, Wawan meminta name tag peserta gue (Waktu Indra Turner tereliminasi di babak 42 besar, dia minta name tag-nya juga. –Indra komika standupindo bekasi), alasannya buat nemenin dia biar semangat terus. Saat Wawan meminta name tag peserta itu, gue pun mengiyakan tapi dengan satu syarat. Gue bilang, “Name tag ini gue kasih tapi lo harus janji, tolong balikin nanti ke gue pas bulan September ya, wan.”

Kenapa harus dibalikin di bulan September? Karena ketika bulan September, tepatnya tanggal 2, itu adalah tanggal Grand Final SUCA 2. Dan itu artinya, gue meminta dia supaya bisa masuk ke babak Grand Final. Wawan dengan usahanya yang keras akhirnya berhasil masuk ke babak Grand Final dan menepati janjinya ke gue.

Terima kasih, wan. Hehehe (Walaupun sebenarnya ternyata ada perubahan tanggal Grand Final SUCA 2, yang tadinya tanggal 2 September menjadi tanggal 7 September).

Terima kasih sudah menepati janji, wan. Name Tag gue bener-bener dibalikin pas bulan September.

Ya! Tanggal 7 September yang lalu merupakan babak Grand Final SUCA 2. Grand Finalisnya selain Wawan, ada Arafah sama Aci Resti. Menurut gue, mereka bertiga sangat layak untuk tampil di Grand Final SUCA 2.
 
Grand finalis. Arafah - Wawan - Aci


Wawan menunjukkan kalau pengalaman dan jam terbang memang enggak bisa berbohong, selalu tampil dengan tenang dan enggak pernah goyah meskipun di SUCA 2 ini dia enggak terkenal-terkenal banget. Arafah yang dari awal sudah menjadi seseorang yang dicintai penonton baik di studio maupun di rumah, berhasil menjaga dukungan tersebut dan menunjukkan kalau dia memang layak untuk dicintai. Sedangkan Aci yang di awal-awal tidak diunggulkan, berhasil tampil dengan sangat baik di pertengahan kompetisi sampai dengan menuju Grand Final. Perlu kalian ketahui, Aci ini komika yang berhasil mengumpulkan standing ovation dari Juri terbanyak selama kompetisi SUCA 2. Pergi membunuh alias Go-kill, Ci!

Tadi malam, 9 September 2016, Grand Final sudah tayang di TV, kita semua sama-sama sudah menyaksikan akhirnya SUCA 2 sudah berhasil menemukan juara-juaranya. Grand Final yang sudah diselenggarakan pada tanggal 7 September tersebut akhirnya menetapkan Wawan sebagai Juara 3, Arafah sebagai juara 2 dan Aci Resti menjadi juara 1.

Selamat , Wan!

Selamat, Arafah!

Dan tentu saja.. Selamat ya, Aci!! Penampilan lo di Grand Final emang keren banget. Enggak salah koh Ernest nunjuk lo buat jadi opener-nya di final Tour Stand Up Special-nya tahun depan.
Aci Resti. Juara 1 SUCA 2 Indosiar.

Sedikit cerita tentang sang juara Aci Resti, pada saat babak 28 besar yang dimana gue tereliminasi, yang menemani gue di bottom 2 (posisi 2 terbawah) itu adalah Aci. Dia juga tambil kurang baik saat itu. Bahkan setelah babak 28 besar tersebut, Aci sempat ingin putus asa karena enggak tahu harus membawakan materi apa lagi. Gue masih ingat banget di malam ketika gue pengen pulang meninggalkan asrama, tiba-tiba Aci ngomong ke gue, “Bang Sigit.. Combud dong, bang.”

Karena gue tipe comic yang enggak jago ngombudin orang sendirian, akhirnya beberapa teman-teman peserta lain bantuin Aci, salah satunya Ridho Brado (Doi ini salah satu comic yang setia kawan banget, selalu bantuin teman-teman comic lain yang pusing ngerjain materi, seperti enggak peduli kalau kita itu sebenarnya adalah lawan di kompetisi ini. Rispek lah, Do!). Yang gue ingat waktu itu, kita mengusulkan materi Aci di babak selanjutnya itu ngebahas Arafah yang sering banget masuk infotainment. Hahaha. Setelah itu, Aci berubah menjadi seorang komika yang luar biasa. Enggak tahu gue dari mana dia bisa mendapatkan semangat dan kekuatannya lagi, tapi setiap gue lagi main ke asrama, gue ngeliat Aci lagi sibuk nulis. Keren, deh. Lo layak banget jadi juara, Ci!
Waktu Aci ulang tahun ke-19. Umur boleh masih muda, tapi kualitas tiada dua.

Stand Up Comedy Academy 2 Indosiar telah selesai.

Stand Up Comedy Academy 2, sebuah panggung yang sudah menghasilkan banyak cerita untuk gue atau mungkin peserta lainnya. Ada cerita senang, sedih, tawa, lelah, bahagia, sakit dan berbagai macam cerita lainnya. Bahkan, cerita ngelihat setan sebelum manggung itu juga ada, loh. Cerita-cerita yang sudah kita dapatkan ini jika gue tuliskan mungkin bisa tidak akan menemukan ujungnya. Saking banyaknya. Tapi menurut gue sesuatu yang cukup penting selama berkompetisi di SUCA 2 ini adalah nilai persahabatan dan kekeluargaan yang terbangun di antara para peserta SUCA 2. Buat gue , hal itu sangat berharga dan gue beruntung bisa merasakannya.

Ada banyak momen yang berkesan selama gue ikut SUCA 2 atau menyaksikan proses kompetisi SUCA 2 mulai dari babak Welcoming Show sampai dengan Grand Final. Dan jika gue harus memilih satu momen yang paling berkesan, gue bakal memilih momen ketika mas Egik, peserta asal Sidoarjo, diberi kejutan didatangkan Istri dan Anaknya ke atas panggung. Mas Egik yang dikenal aneh ketika sedang perform, ramah ketika di asrama dan mempunyai kebiasaan di asrama kalau bikin kopi itu selalu lebih dari satu dengan maksud satu kopi buat dia, sisanya untuk teman peserta lain, dia begitu terharu lalu menangis ketika dikasih gimmick kejutan tersebut. Mas Egik saat itu buat gue terlihat sabagai seorang ayah yang hebat dan gue bakal jadikan sebagai salah satu panutan bagaimana menjadi seorang kepala keluarga yang baik. Tapi pengecualian buat gaya rambutnya, gaya rambutnya mas Egik enggak bakal gue jadikan panutan. Abis rambutnya dia lurus terus panjang gitu, udah kaya air terjun curug Cilember.

Momen ketika Mas Egik dikasih kejutan didatangi Istri dan Anaknya ke atas panggung.
Jujur, gue lupa kapan terakhir kali meneteskan air mata, sampai ketika gue lihat momen mas Egik tersebut, gue akhirnya juga ikut terharu sampai meneteskan air mata. Gue sedih. Gue sedih karena gue inget kalau sampai sekarang gue belom kawin-kawin. Jangankan kawin, pernah punya pacar aja gue belom pernah. Padahal cita-cita gue dari SMP itu pengen jadi seorang Bad Boy yang digila-gilai oleh wanita. Ah, sedih beud, dah!

Gimmick. Sesuatu yang menjadi ciri khas SUCA. Dianggap remeh, dianggap enggak penting oleh sebagian orang bahkan oleh pecinta Stand Up Comedy itu sendiri. Tapi nyatanya, sesuatu yang dianggap enggak penting itu justru bisa membuat kita (buat gue khususnya) bisa mendapatkan pelajaran atau hal positif dari sana. Dan buat gue sebagai seseorang yang pernah ikut terlibat bekerja di industri televisi, berpendapat kalau gimmick ini sebenarnya diperlukan supaya bisa membuat sebuah acara menjadi lebih baik dan lebih menarik lagi. Menurut gue, itu lah kenapa sampai saat ini Stand Up Comedy Academy 2 ini menjadi acara Talent Show terbaik di Indonesia nomer urut pertama. Uhuk!! Jangan lupa ya Indosiar calling-calling gue job lagi, mau itu nulis atau stand up bisa lah~


Stand Up Comedy Academy 2 Indosiar telah selesai.

Terima kasih untuk pihak Indosiar yang telah memberikan gue (dan juga teman-teman finalis yang lainnya) kesempatan untuk tampil di SUCA 2. Untuk kerabat Kerja Indosiar mulai dari Mbak Windy, Mas Athan, Mbak Ita, Mbak Putu, Mbak Silvi, Nisha, Berry, Adit, Heri Hore, Aida, Alni, Borok, Iis, Ezy dan lain-lainnya. Terima kasih!

Terima kasih untuk para Juri SUCA 2, bang Raditya Dika, koh Ernest, mas Pandji, cing Abdel, Ge Pamungkas, Babe Chabiita, Luna Maya, Hannah Al-Rasyid dan Melanie Ricardo.  Terima kasih untuk masukan saran serta kritiknya. Terima kasih untuk kelas mentoringnya juga. Khusus untuk bang Radit, kelas menulisnya benar-benar bermanfaat banget. Selama ini gue mengira kalau gue udah bisa menulis dengan benar, tapi ternyata setelah ikut kelasnya bang Radit gue baru sadar tulisan gue masih banyak salah-salahnya. Kalau misalnya suatu hari nanti bang Radit bikin kelas menulis lagi, InsyaAlloh kalau ada umur gue mau ikut.
Setelah kelas menulisnya Raditya Dika

Terima kasih untuk para mentor SUCA 2, Gilbhas, bang Arif, kang Mosidik, kang Isman dan Bang Daned. Khususnya buat bang Daned terima kasih buat bimbingannya selama SUCA 2. Tidak hanya selama di SUCA tentunya, jauh sebelum menjadi mentor di SUCA 2, bang Daned udah jadi mentor gue di karir Stand Up atau pun pekerjaan gue. Terima kasih untuk masukan-masukannya, udah bikin gue menjadi seseorang yang lebih jujur lagi.
Bersama Sang Mentor: Daned Gustama

Terakhir tentu saja buat teman-teman 41 finalis SUCA 2 yang lainnya. Mas Deddy Gigis, Amall Buton, Ario Sakti, Indra Turner, Ari Rante, Takdir, Ridho Brado, Raim Laode, Tommy Babap, Adit Nganga, Arafah, Aci Resti, Coki Pardede, Afif, Pak Baho, Ilham, Octa, Anto Bangor, Riztegh, Sugeng, Istiqomah, Rizky Biebier, Gian, Arif Brata, Boy Laode, Ichal Chicken, Wawan, Mas Egik, Coki Anwar, Arif Alfiansyah,  Pak Fachry, Levi, Iman Batax, Rully, Aidil, Adhit, Pak Samyuri, Wanda, Sakti Wawan, Anyun, Adnan. Terima kasih untuk pertemanannya.

The greatest gift of life is friendship, and I have received it. - Hubert H. Humphrey

“Fight, ya!”

“Semangat, bos!”

“Sampai ketemu di event Stand Up Comedy lainnya, ya.”



Terima kasih...

Saya Sigit.. Exit!

Penutupnya harus pake foto bareng Arafah, siapa tau keseret ikut terkenal.
BIAR NGANGKAT!! GILA KALI KALO SAMPE GAK NGANGKAT JUGA!! :))


Bekasi, 9 September 2016.

32 komentar:

  1. Terharu bacanya -,-. Smangat bang sigit, tetap berkarier di dunia standup comedy :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.. InsyaAlloh tetap berkarir di Stand Up kok. Baik itu di atas atau di belakang stage. :D

      Hapus
  2. Sebagai penonton standup saya terhibur dan juga terharu dengan maksud dari isi tulisannya.semangat trs ya bos semoga karier baik & dpt banyak job.amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin..
      Terima kasih ya sudah meluangkan waktu buat baca. :D

      Hapus
  3. Banyak inspirasi di suca2 ini, meskipun banyak menimbulkan kontroversi karna dinilai mementingkan rating, terlebih dari itu, suca2 ini sudah lebih dari sekedar kompetisi, kekeluargaan yg sangat erat, menginspirasi sekali, support untuk semua komika, maju terus stand up komedi indonesia!!!!! :9

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih yaa. Senang jika memang bisa menjadi inspirasi. :D
      Soal kontroversi sih.. Menurut saya, kita memang harus sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi kalau kita sudah masuk ke dunia industri tv ini. :D

      Hapus
  4. Terima kasih suca 2 telah menghibur malam malamku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga sudah setia untuk meonton dan menyaksikan SUCA 2. :D

      Hapus
  5. Thankyou, Git! All the best for you. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. Mbak Aida. Makasih juga ya.. Maaf kalo selama di SUCA kadang suka merepotkan. :))

      Hapus
  6. sangat terhibur dengan SUCA ini, meskipun banyak gimmick, kontroversi, lebih mementingkan rating ketimbang kualitas, ada yg di anak emaskan lah, dll.. tapi salut dengan pertemanan para finalisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketika kita sudah masuk ke dunia industri tv, kita harus sudah siap dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi ke kita. Menurut saya sih begitu... :D

      Hapus
  7. Membaca tulisan ini, aku jadi ikut merasakan betapa indahnya dan berkesannya kebersamaan kalian di asrama SUCA. Ikut hanyut dalam curahan hati mas sigit.
    SUCA adl acara yg mewarnai malam2 ku selama sebulan lebih. Dan skrg SUCA udh berakhir dan seperti ada yg hilang ketika malam datang. Jiahhh... #Beneran

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. makasih yaa udah meluangkan waktunya utk baca. memang seru banget selama perjalanan suca 2 ini. :D

      Hapus
  8. Sukses bang standupnya .... Arafah lucuk bangeettt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih ya...
      Dia mah gak cuma lucu, gesrek juga otaknya. :))

      Hapus
  9. Lah gue sebagai penonton aja rasanya nyesek banget pas grand final udahan. Dalem hati mikir: "gue mesti nonton apalagi nih?!" .. Sukses terus Mas Sigit!

    BalasHapus
  10. Terharu gue bacanya bang. Sukses terus bang!!!

    BalasHapus
  11. ikutan terharulah...
    jujur gw nonton dari eps. awal sampai grand final, gw sebagai penonton aja baca tulisan ini bisa ngerasainnya apa yang finalis rasain.
    gilaaa.. gilaaa... smoga pada ngangkat.

    BalasHapus
  12. 2 tahun saya jadi komik. Menuju tahun ke tiga saya berhenti. Tanpa prestasi. Drop terparah adalah sehabis audisi suci 5 di jogja. Saya lihat juga waktu Bang Sigit maju. Bit terakhir yang naik motor rx king.
    Dan pada akhirnya, baca tulisan blog ini, berhasil bikin saya pengen balik lagi ke komunitas (Pekalongan). Motivasinya, pengen kaya kau bang. Ngerasain jadi keluarga yang luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. Makasih yaa. Jadi terharu.
      Sama kok, waktu gagal di Jogja juga sempat drop, sampai gak kepengen buat ikut audisi yang di Jakarta. Tapi karena suka sama yang namanya Stand Up, yang namnaya rejeki gak cuma di satu tepat aja kok.
      Yang penting tetap belajar, tetap latihan dan jangan lupa tetap berkarya. :D

      Hapus
  13. Penutupnya GAK NGANGKAT! Hahahaha
    Pokoknya Bang Sigit terus berkarya di stand-up comedy, Bang, walaupun cuma 28 besar tapi semangat jangan kalah sama yang juara, postingan lo sukses bikin saya harap-harap cemas sambil tertawa-tawa dan ngeri-ngeri sedap. MANTAP!!

    BalasHapus
  14. Sumpah bang ini keren banget . Menginspirasi banget bang ���� #rispek

    BalasHapus
  15. Sumpah bang ini keren banget . Menginspirasi banget bang ���� #rispek

    BalasHapus
  16. Inspiratif kak.. Semangat terus ya!! :D

    BalasHapus
  17. Bang mau nanya dong karantinanya berapa lama yak??soalny saya kariawan pabrik lah kalo ambil cuti kelamaan bisa dipecat apa pihak indosiar akan bantu??

    BalasHapus