Menerjang badai dan bara, maju bahu membahu.
Ayo Persija, bangkitlah. Jadilah nomer satu.
Ayo Persija, bangkitlah. Jadilah nomer satu.
Kata-kata di atas merupakan lirik salah satu chant/lagu dari The Jakmania, suporter Persija Jakarta, yang dulu sering gue dengerin kalo lagi nonton Persija main di GBK Senayan. Dulu. Waktu gue masih muda. Dan baris pertama dari lirik tersebut mungkin cocok buat ngegambarin bagaimana suasana Special Show Stand Up Comedy-nya David Nurbianto tempo hari di Amphi Theater Zona A yang bertajuk Rupa-Rupa Jakarta. Bagaimana tidak? Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto yang merupakan gelaran puncak dari rangkaian acara Festival Budaya Betawi Rupa-Rupa Jakarta ini harus diuji dengan turunnya hujan deras di tengah show yang dilaksanakan di area terbuka tersebut. Tapi dengan semangat dan cintanya terhadap kesenian budaya betawi serta Stand Up Comedy, David bersama dengan panitia, pengisi acara lain serta relawan saling bahu membahu, pantang mundur meski show-nya diterjang badai dan berpotensi kesetrum alias tersengat listrik (anggap aja ini yg jadi “bara” yang ada di lirik lagunya The Jakmania) di atas panggung. Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto: Rupa-Rupa Jakarta tetap dilaksanakan hingga selesai dan David menunjukan kalau dia merupakan salah satu komika terbaik di negeri ini.
Gue bingung harus mulai cerita dari mana soal Special Show Stand Up Comedy-nya David Nurbianto.
Mau cerita dari jaman SUCI 4 yang awal bikin David jadi kesohor? Kejauhan.
Mau cerita dari awal gue berangkat ke Setu Babakan? Enggak penting.
Gue bingung harus mulai cerita dari mana soal Special Show Stand Up Comedy-nya David Nurbianto.
Mau cerita dari jaman SUCI 4 yang awal bikin David jadi kesohor? Kejauhan.
Mau cerita dari awal gue berangkat ke Setu Babakan? Enggak penting.
Oh, iya.. Gue pergi nonton Rupa-Rupa Jakarta bareng sama Adjis Doaibu dan Hernawan Yoga Juara 3 SUCA 2 Indosiar yang sekarang lebih sering main Instagram daripada twitter gara-gara SUCA 2 jumlah followers Instagram-nya lebih banyak dari followers twitter.
Oke! Cerita dari pas sampai di Setu Babakan Zona A tempat diadakannya acara aja ya? Ketika sampai lokasi, terlihat banyak juga komika-komika yang datang dan tentu saja men-support show-nya David. Mulai dari komika-komika Depok yang posisinya dekat dengan lokasi show (ada Alphi, Yudha Keling, Heri Hore, Ari Rante), komika Jakut (ada bang Rachman dan Viki), komika Bekasi (Awwe, Indra, Adjis, Wawan & gue), Komika Jakbar (Rigen, Frimawan, Rere, Erwin), komika luar Jabodetabek (ada Beni Jogja, Lolox & Wanda Medan, Dani Malang, Ai Kecil Makassar, Yudha Khan Cirebon), sampai komika-komika senior seperti Kang Soleh Solihun & bung Rindra.
Comic-comic SUCA 2 Indosiar yang lagi cek ombak di show-nya David. |
Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto: Rupa-Rupa Jakarta dimulai kurang lebih jam delapanan dengan atraksi pembuka palang pintu betawi. Lalu dilanjutkan dengan teater abnon dan Kojek Rap Betawi. Setelah itu, Anto Bangor muncul sebagai opener David Nurbianto.
Anto Bangor | Credit Photo: @AndyIstiyono |
Anto Bangor, yang juga merupakan komika lulusan SUCA 2 Indosiar, membuka show dengan ciamik. Anto yang membawakan materi seputar kehidupannya di lingkungan betawi dengan logat betawinya yang kentel banget berhasil bikin penonton tertawa terpingkal. Apalagi banyak penonton yang berasal dari Jakarta dan akrab dengan budaya betawi, sehingga materi yang Anto bawakan relate dengan mereka. Penampilan Anto Bangor dibuka dan ditutup dengan bit ngomongin Babanya (bapak). Dibuka dengan Babanya orang betawi yang dianggap serem, yang saking seremnya sampai diajakin syuting Dunia Lain buat jadi lokasi dan ditutup ngomongin Babanya yang mantan preman tapi suka ngehormatin, ngehargain dan menyanjung enyaknya (ibu) Anto. Pokoknya penampilan Anto Bangor sebagai opener berhasil bikin suasana penonton jadi makin rame kayak tembok TK.
Anto Bangor kelar. Selanjutnya masuk orang yang ditunggu-tunggu penonton. Yang punye show. David Nurbianto.
David masuk ke panggung dengan menggunakan pakaian hitam-hitam dan syal oren. Enggak tau siapa desainernya, yang pasti bukan Ivan Gunawan, Oscar Lawalata apa lagi Oscar de la Hoya. Tapi pilihan David untuk memakai busana hitam-hitam menurut gue merupakan pilihan yang pas, karena kalau David pake busana putih-putih takutnya dia malah dianggap lagi cosplay jadi Gubernur VOC.
David mengawali penampilan show special-nya dengan membicarakan kenapa dia mengadakan show di Setu Babakan yang notabene jauh dari pusat kota tempat biasanya komika-komika lain menggelar Show.
Kenapa gue bikin show di sini?
Karena Setu Babakan punya identitas sebagai kampung betawi.
Karena gue orang betawi.
Masa iya gue ngadain show di kampung Ambon. Ntar yang nonton BNN. Kelar show pada ditest urine.
Begitu lah yang dikatakan David di dalam bit-nya ketika membuka penampilan Special Show-nya. Setelah itu David membahas dan mengkritisi kenapa warga Jakarta gampang banget masuk kalau sama budaya luar. Sehingga bikin warganya jadi kehilangan identitas. Kenapa orang suka sama brand luar negeri mulai dari pakaian, sepatu sampe jablay impor. Dilanjutkan dengan ngomongin kenapa orang-orang lebih seneng ke tempat prostitusi dari pada ke museum belajar sejarah. Ketika membicarakan materi ini, gerimis mulai turun di area venue. Gerimisnya masih kecil-kecil, tetapi bikin beberapa penonton jadi terganggu dan kehilangan fokus. Ada yang celingak-celinguk ngeliatin langit sampai bergerak berdiri dari tempat duduk dan pindah ke atas untuk berteduh ke tempat yang mempunyai atap. Sampai akhirnya kejadian yang cukup ‘seru’ terjadi ketika David membicarakan materi soal kasus penggusuran Kalijodo.
Di sini ada yg setuju Kalijodo digusur?!
JEEEDDDDDDAAAAAAAAAAAAARRRR!!!!!
Tiba-tiba ada geledek bergemuruh dengan kencang dan seakan-akan dekat sekali dengan panggung serta penonton. Gue enggak tau apa yang ada di pikiran dan perasaan penonton, tapi gue yang saat itu duduk bersama teman-teman komika cuma bisa tertawa, karena geledeknya dateng pas lagi bahas Kalijodo. Kenapa enggak dateng pas waktu bahas materi yang lain? Hahaha
Anto Bangor kelar. Selanjutnya masuk orang yang ditunggu-tunggu penonton. Yang punye show. David Nurbianto.
David masuk ke panggung dengan menggunakan pakaian hitam-hitam dan syal oren. Enggak tau siapa desainernya, yang pasti bukan Ivan Gunawan, Oscar Lawalata apa lagi Oscar de la Hoya. Tapi pilihan David untuk memakai busana hitam-hitam menurut gue merupakan pilihan yang pas, karena kalau David pake busana putih-putih takutnya dia malah dianggap lagi cosplay jadi Gubernur VOC.
David mengawali penampilan show special-nya dengan membicarakan kenapa dia mengadakan show di Setu Babakan yang notabene jauh dari pusat kota tempat biasanya komika-komika lain menggelar Show.
Kenapa gue bikin show di sini?
Karena Setu Babakan punya identitas sebagai kampung betawi.
Karena gue orang betawi.
Masa iya gue ngadain show di kampung Ambon. Ntar yang nonton BNN. Kelar show pada ditest urine.
Begitu lah yang dikatakan David di dalam bit-nya ketika membuka penampilan Special Show-nya. Setelah itu David membahas dan mengkritisi kenapa warga Jakarta gampang banget masuk kalau sama budaya luar. Sehingga bikin warganya jadi kehilangan identitas. Kenapa orang suka sama brand luar negeri mulai dari pakaian, sepatu sampe jablay impor. Dilanjutkan dengan ngomongin kenapa orang-orang lebih seneng ke tempat prostitusi dari pada ke museum belajar sejarah. Ketika membicarakan materi ini, gerimis mulai turun di area venue. Gerimisnya masih kecil-kecil, tetapi bikin beberapa penonton jadi terganggu dan kehilangan fokus. Ada yang celingak-celinguk ngeliatin langit sampai bergerak berdiri dari tempat duduk dan pindah ke atas untuk berteduh ke tempat yang mempunyai atap. Sampai akhirnya kejadian yang cukup ‘seru’ terjadi ketika David membicarakan materi soal kasus penggusuran Kalijodo.
Di sini ada yg setuju Kalijodo digusur?!
JEEEDDDDDDAAAAAAAAAAAAARRRR!!!!!
Tiba-tiba ada geledek bergemuruh dengan kencang dan seakan-akan dekat sekali dengan panggung serta penonton. Gue enggak tau apa yang ada di pikiran dan perasaan penonton, tapi gue yang saat itu duduk bersama teman-teman komika cuma bisa tertawa, karena geledeknya dateng pas lagi bahas Kalijodo. Kenapa enggak dateng pas waktu bahas materi yang lain? Hahaha
Tapi gue cukup yakin sih, di dalam hati penonton pasti ada perasaan panik dan takut pas ada geledek tadi. Takut tiba-tiba ada geledek lagi, terus nyamber ke area show. Jangankan penonton. Yang punya show juga gue yakin kaget tuh tiba-tiba ada geledek gede banget. Tapi David terlihat tetap tenang di atas panggung dan dengan santainya ngomentarin geledek yang tadi lewat, “perasaan gue pesennya buat closing.”
David sih boleh aja tenang, tapi ternyata enggak buat beberapa penonton. Penonton yang celingak-celinguk jadi makin banyak, apalagi ditambah setelah kejadian geledek, tiba-tiba gerimis turun menjadi lebih besar, mungkin bisa dibilang udah hujan. Penonton mulai banyak yang berdiri dari tempat duduk dan berhamburan mencari tempat berteduh. Beberapa penonton ada yang berteriak “lanjut, pid!”, ada juga yang berteriak “berhenti dulu, pid!”. David pun sempat berhenti sejenak seperti sedang bingung apakah dia harus melanjutkan penampilannya atau berhenti dulu. Untung penonton enggak ada yang teriak “wasit goblok!”, coba kalo ada yang teriak “wasit goblok!”, bisa makin binggung tuh David.
Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan.
Hujan yang turun di Setu Babakan menjadi semakin lebat dan David pun akhirnya harus rela untuk menghentikan show-nya untuk mempersilakan penonton berteduh sampai dengan hujan reda.
Gue enggak tau apa terjadi di backstage, gue enggak tau apa yang dibicarakan di sana, drama apa saja yang terjadi antara David, performer lainnya, panitia hingga relawan. Tapi yang gue tau, penonton Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto ini benar-benar hebat. Mereka loyal, mau menunggu, bahkan ada yang berteriak untuk menyemangati David. Mereka tetap stay di area show meskipun hujan sudah agak reda dari yang tadinya deras sekali.
Ada begitu banyak sejarah yang terjadi di perjalanan Stand Up Comedy di Indonesia.
Ernest Prakasa. Menciptakan sejarah sebagai Stand Up Comedian pertama yang melakukan tur di Indonesia.
Pandji Pragiwaksono. Menciptakan sejarah sebagai Stand Up Comedian pertama yang melakukan tur dunia.
David Nurbianto. Menciptakan sejarah sebagai Stand Up Comedian pertama yang melakukan stand up ketika hujan dan penontonnya masih setia menunggu, tetap menonton meskipun hujan.
Begitulah kira-kira yang diucapkan oleh David ketika masuk kembali ke panggung untuk melanjutkan stand up-nya meskipun dia membawakannya sambil memakai payung karena suasananya masih sedikit hujan. Sebagian penonton ada yang sudah turun kembali ke tempat duduk, sebagian lagi masih ada yang atas di tempat yang ada atapnya karena memang hujan belum begitu reda. Penonton yang sudah duduk ada yang menyaksikan kelanjutan stand up-nya David dengan memakai payung dan ada juga yang dibantu ‘dipayungi’ oleh relawan. 'Dipayungi' di sini maksudnya adalah relawan memayungi penonton dengan menggunakan spanduk-spanduk yang ada di sekitar venue. Sebuah pemandangan yang jujur saja membuat gue tersentuh, karena para relawan tersebut membiarkan tubuhnya kehujanan demi memayungi para penonton agar mereka bisa menikmati pertunjukan David kembali. Ripek buat kalian semua relawan-relawan Rupa-Rupa Jakarta.
Begitulah kira-kira yang diucapkan oleh David ketika masuk kembali ke panggung untuk melanjutkan stand up-nya meskipun dia membawakannya sambil memakai payung karena suasananya masih sedikit hujan. Sebagian penonton ada yang sudah turun kembali ke tempat duduk, sebagian lagi masih ada yang atas di tempat yang ada atapnya karena memang hujan belum begitu reda. Penonton yang sudah duduk ada yang menyaksikan kelanjutan stand up-nya David dengan memakai payung dan ada juga yang dibantu ‘dipayungi’ oleh relawan. 'Dipayungi' di sini maksudnya adalah relawan memayungi penonton dengan menggunakan spanduk-spanduk yang ada di sekitar venue. Sebuah pemandangan yang jujur saja membuat gue tersentuh, karena para relawan tersebut membiarkan tubuhnya kehujanan demi memayungi para penonton agar mereka bisa menikmati pertunjukan David kembali. Ripek buat kalian semua relawan-relawan Rupa-Rupa Jakarta.
David Nurbianto | Credit Photo: @abdibudakbageur |
Di penampilannya setelah hujan ini, kurang lebih David perform sekitar 15 menit. Materi-materi yang dibahas antara lain tentang kebiasaan kita yang kadang berani bayar mahal nonton penyanyi luar negeri dari pada nonton kesenian tradisional, cerita dia yang kini full time sebagai standup comedian yang kalau libur sama nganggur itu susah dibedain dan terakhir tentang basa-basi di rumah sakit. Setelah itu David kembali break, kali ini break bukan karena hujan kembali turun tapi break untuk menampilkan sebuah pertunjukan lain sebagai gimmick.
Oh iya, sebetulnya gue enggak tau ini namanya gimmick apa bukan, tapi mungkin ini yang dinamakan suguhan lain selain stand up utamanya. Seperti di Special-nya Pandji yang ditengah-tengah show melakukan Riffing ke peonton dengan durasi yang cukup lama, seperti di Special-nya Sammy Notaslimboy atau Krisna harefa di mana ditengah-tengah show mereka bernyanyi/bermain gitar, atau seperti Special-nya Luqman Baehaqi yang bermain sulap di tengah Show. Nah, di Special-nya David ini, suguhan lain selain stand up-nya itu lenong. Dan lenongnya ini dilakukan oleh Afif dan Dicky Diffie (dan David juga nantinya).
Rispek buat Afif dan Dicky!!
Duo Komika asal Jakbar ini berhasil memanaskan kembali penonton yang ada di Amphi Theater gara-gara pertunjukan lenong yang mereka tampilkan. Tek-tokan mereka berdua benar-benar lucu. Pujian khusus gue kasih ke Dicky (karena Afif mah udah gak usah diraguin lagi dah kalo soal betawi-betawian). Dicky yang biasa kita lihat penampilannya kemayu keibu-ibuan, di lenong ini benar-benar menunjukan sesuatu yang bebeda dari seorang Dicky Diffie. Celetukan dan cerita soal betawi-betawiannya lucu-lucu.
“AH PUYER..”
“MALEM PERTAMA NGADUK DODOL.”
“PUNYA AC GAK PUNYA MAGIC JAR, GIMANA MAKAN NASINYA? MAKAN ARON.”
“MAGIC JAR YONGMA. DICOLOK JEPRET.”
“MUKA LO GAK SEGER, BELOM CAMPAK YE?!”
“KANG JUNED PUNYA TANAH 4 HEKTAR, TANAHNYE DITUKER. IYE! DITUKER KAMBING SAMA SKATE BOARD.”
Kira-kira itu lah beberapa celetukan yang dikeluarkan sama Dicky, yang sampe gue nulis blog ini, masih kebayang banget lucunya. Lenong yang dilakukan Afif dan Dicky ini benar-benar total dimainkan oleh mereka. Afif bahkan sampai merobekkan celana karena terlalu bersemangat mempertunjukan skill silatnya, jatuh-jatuhan di panggung yang masih basah. Dicky pun juga begitu, menunjukan skill silatnya juga dan enggak segan-segan untuk jatuh buat kotor-kotoran di pangung yang basah. Konon setalah kelar ngelenong, neng Dicky ini langsung mandi di backstage. Eh, bener, begitu kelar acara dan nemuin Dicky, yang lain itu badannya bau air ujan, doi doang yang badannya wangi banget kek kamar penganten.
Ah, dasar anak perawan.. gak bisa kena kotor dikit. Hehehe.
Pokoknya buat Afif dan Dicky... Terima kasih yee. Ngangkat abis dah lo berdua!!
Pokoknya buat Afif dan Dicky... Terima kasih yee. Ngangkat abis dah lo berdua!!
Afif & Dicky Diffie lagi ngelenong. | Credit Photo: @putriangkasa |
Setelah sesi ngelenong, David kembali melanjutkan stand up-nya kembali sampai dengan selesai. Ada beberapa bahasan yang dibahas sama David di sini. Tentang masalah utang udah jadi tradisi, tentang budaya tradisonal yang jadi identitas sebuah kota, budaya tradisional harus dijaga keaslian jangan sembarangan di-upgrade, tahu bulat featuring ondel-ondel, soal macet Jakarta, masalah reklamasi teluk jakarta yang bikin kampung nelayan pindah ke rusun terus harus beradaptasi di sana, sampai soal pengalamannya satu acara sama JKT48 yang personilnya banyak bener. Kata dia, JKT48 kalo nyanyi butuh 52 mikrofon, saking banyaknya, 3 orang megang ulekan kita gak ngeh. Gue sebagai pengamat JKT48 merasa tersentak. Iya juga ya. Kok gue enggak kepikiran. Hahaha
Selesai menelesaikan penampilannya, David mengajak teman-temannya yang merupakan performer, panitia serta beberapa relawan untuk naik ke atas panggung. dan mereka semua melakukan sujud syukur karena acara Festival Budaya Betawi Rupa-Rupa Jakarta akhirnya telah selesai. Terima kasih David Nurbianto, Afif, Dicky, Anto Bangor, Kojek Rap Betawi, Teater Abnon sudah memberikan hiburan yang menyenangkan. Serta untuk semua panitia dan relawan Rupa-Rupa Jakarta, Terima kasih!
Sujud syukur performer, panitia & relawan Rupa-Rupa Jakarta. | Credit Photo: @kevihannaa |
Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto: Rupa-Rupa Jakarta mungkin bakal menjadi salah satu show Stand Up Comedy yang paling memorable buat gue sebagai penonton. Rupa-rupa Jakarta. Sebuah show Stand Up Comedy yang tidak hanya menunjukan cinta dari performer-nya untuk budaya dan kesenian di dalamnya, tapi juga menunjukan cinta dari penontonnya untuk semuanya.
Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto: Rupa-Rupa Jakarta mungkin bisa menunjukan kepada kita semua jika kita Ikhlas membuat sesuatu untuk kebaikan, InsyaAlloh akan ada banyak orang yang datang membantu dan berkorban.
Special Show Stand Up Comedy David Nurbianto: Rupa-Rupa Jakarta. Berkesan dan menyenangkan.
David Nurbianto | Credit Photo: @abdibudakbageur |
Terakhir...
Tulisan ini dibuka dengan chant/lagu dari The Jakmania, maka izinkanlah tulisan ini gue tutup dengan chant/lagu dari The Jak mania juga yang berjudul “Kesurupan”. Tapi versi #GantiLirik alias liriknya diedit. :D
Hari ini di Setu Babakan
Liat dia si Standup Comedian
Orang Bilang dia itu Kesurupan
Demi Betawi apa pun dilakukan
David Nurbianto.. Oooooo
David Nurbianto.. Oooooo
Hari ini di Setu Babakan
Liat dia si Standup Comedian
Orang Bilang dia itu Kesurupan
Demi Betawi apa pun dilakukan
David Nurbianto.. Oooooo
David Nurbianto.. Oooooo
Bisa nyanyinya enggak? Kalo yang enggak tau melodi lagunya, bisa diliat dulu nih contohnye.
Gimana udah tau melodi lagunya kan? Nyok kite nyanyi bareng-bareng lagi...
David Nurbianto... Oooooo
David Nurbianto... Oooooo
David Nurbianto... Oooooo
David Nurbianto... Oooooo
Bekasi, 19 September 2016.
*Tulisan ini juga dirilis di komtungtv.com. Tulisan selanjutnya tentang review event Stand Up Comedy, InsyaAllah, akan meluncur ke Wang Sinawang, Jogjakarta.Viva La Komtung!